Keuangan

Keuntungan dan Kekurangan Berinvestasi di Emas

×

Keuntungan dan Kekurangan Berinvestasi di Emas

Sebarkan artikel ini
Keuntungan dan Kekurangan Berinvestasi di Emas
Keuntungan dan Kekurangan Berinvestasi di Emas. Image by freepik

plbnews.web.id – Di tengah berbagai pilihan instrumen investasi yang ada, salah satu yang tetap menjadi primadona di kalangan investor adalah emas. Emas dikenal sebagai investasi yang relatif stabil, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Lantas, apa yang membuat emas menjadi pilihan yang menarik?

Apakah benar emas adalah investasi yang terbaik dan stabil? Artikel ini akan membahas alasan mengapa emas bisa menjadi pilihan investasi yang tepat.

Serta beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di logam mulia ini.

Emas: Sejarah Panjang dan Kepercayaan Masyarakat

Emas telah lama dikenal sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran. Sejak zaman kuno, berbagai peradaban telah menggunakan emas sebagai alat tukar, kekayaan, hingga cadangan nilai.

Nilai intrinsik emas yang tidak mudah rusak atau terdepresiasi menjadi salah satu alasan mengapa emas dipilih sebagai instrumen investasi jangka panjang.

Hingga saat ini, meski banyak instrumen investasi baru bermunculan, emas tetap menjadi pilihan utama banyak investor, terutama pada saat ketidakpastian ekonomi atau gejolak pasar finansial.

Pasalnya, harga emas cenderung stabil bahkan cenderung meningkat seiring dengan waktu, terutama di masa resesi atau inflasi tinggi.

Mengapa Emas Bisa Menjadi Pilihan Investasi yang Stabil?

Ada beberapa alasan mengapa emas sering disebut-sebut sebagai investasi yang stabil dan aman. Berikut beberapa alasan utama mengapa emas begitu dicari oleh banyak orang:

1. Emas sebagai Lindung Nilai (Hedge) Terhadap Inflasi

Emas dikenal sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat, nilai mata uang cenderung menurun, sementara harga emas justru cenderung naik.

Hal ini terjadi karena emas memiliki nilai intrinsik yang tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau inflasi, berbeda dengan mata uang yang bisa terdepresiasi.

Sebagai contoh, selama periode inflasi tinggi seperti yang terjadi pada 2008 dan 2020, harga emas justru mengalami lonjakan yang signifikan.

Baca Juga :  Cara Cerdas Mengalokasikan Pengeluaran Agar Keuangan Tetap Sehat

Bagi investor, ini menjadi alasan mengapa emas dianggap sebagai pilihan yang aman saat inflasi menggerogoti daya beli mata uang.

2. Emas Tahan Terhadap Ketidakpastian Pasar

Pasar saham atau instrumen investasi lainnya sangat dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi dan kebijakan politik. Emas, di sisi lain, lebih stabil karena tidak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah atau keadaan pasar saham secara langsung.

Ketika pasar saham terguncang atau krisis ekonomi melanda, banyak investor beralih ke emas untuk menghindari risiko kerugian besar.

Oleh karena itu, emas sering dipandang sebagai “safe haven” atau tempat perlindungan yang aman bagi para investor.

3. Likuiditas Emas yang Tinggi

Emas adalah salah satu aset yang paling likuid di dunia. Anda dapat menjual atau membeli emas hampir di mana saja dan kapan saja, baik dalam bentuk logam fisik (koin atau batangan) maupun dalam bentuk instrumen keuangan seperti emas digital atau reksa dana emas.

Likuiditas ini membuat emas menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang membutuhkan fleksibilitas tinggi dalam mengelola aset mereka.

4. Kenaikan Harga Emas dalam Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, harga emas cenderung mengalami kenaikan. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi global, permintaan akan emas, baik untuk industri perhiasan maupun untuk cadangan devisa negara, terus meningkat.

Hal ini mendukung harga emas untuk terus stabil bahkan cenderung naik. Data historis menunjukkan bahwa harga emas telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Apa Saja Kekurangan dan Pertimbangan dalam Berinvestasi di Emas?

Meskipun memiliki banyak kelebihan, berinvestasi dalam emas juga memiliki beberapa kekurangan dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi.

Baca Juga :  Tips Cerdas Agar Saldo Rekening Tahan Hingga Akhir Bulan

1. Emas Tidak Menghasilkan Pendapatan Pasif

Salah satu kekurangan utama investasi emas adalah bahwa emas tidak menghasilkan pendapatan pasif, seperti bunga atau dividen yang bisa didapatkan dari saham atau obligasi.

Emas hanya menghasilkan keuntungan melalui apresiasi harga, sehingga bagi investor yang menginginkan penghasilan pasif, emas mungkin bukan pilihan yang ideal.

2. Fluktuasi Harga Emas

Meskipun harga emas cenderung stabil dalam jangka panjang, dalam jangka pendek harga emas bisa mengalami fluktuasi yang signifikan. Misalnya, harga emas dapat turun ketika pasar saham sedang berada dalam tren positif atau ketika ada kebijakan yang mempengaruhi nilai tukar mata uang.

Oleh karena itu, meskipun emas dianggap stabil, pergerakan harga jangka pendeknya tetap harus diperhatikan.

3. Biaya Penyimpanan dan Asuransi

Investasi emas fisik, seperti koin atau batangan, memerlukan biaya tambahan untuk penyimpanan yang aman dan asuransi. Anda perlu memastikan bahwa emas yang Anda miliki disimpan di tempat yang aman dan terjamin.

Biaya-biaya ini bisa menjadi penghalang bagi sebagian orang yang ingin berinvestasi dengan modal kecil atau tidak ingin repot dengan pengelolaan fisik emas.

4. Pajak dan Regulasi

Di beberapa negara, keuntungan dari penjualan emas dapat dikenakan pajak yang cukup tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui regulasi pajak yang berlaku di negara Anda sebelum memutuskan untuk berinvestasi di emas. Hal ini untuk memastikan bahwa keuntungan yang Anda dapatkan tidak terkikis oleh pajak yang tinggi.

Cara Berinvestasi di Emas

Bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi di emas, ada beberapa cara yang bisa dipilih, tergantung pada preferensi dan tujuan investasi Anda:

1. Emas Fisik (Koin atau Batangan)

Salah satu cara paling klasik untuk berinvestasi di emas adalah dengan membeli emas dalam bentuk fisik, seperti koin atau batangan. Anda bisa membeli emas di toko emas atau lembaga keuangan yang terpercaya. Keuntungan dari investasi emas fisik adalah Anda memiliki aset yang nyata dan bisa disimpan di tempat yang aman.

Baca Juga :  Langkah Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru, Agar Finansial Tetap Sehat

2. Emas Digital atau Emas dalam Reksa Dana

Saat ini, banyak platform yang memungkinkan Anda untuk membeli emas dalam bentuk digital atau melalui produk reksa dana yang berbasis emas. Ini adalah pilihan yang lebih mudah dan praktis karena tidak memerlukan penyimpanan fisik. Emas digital juga memberikan likuiditas yang tinggi, sehingga Anda bisa menjual atau membeli emas kapan saja.

3. Saham Perusahaan Tambang Emas

Jika Anda ingin berinvestasi dalam sektor emas, tetapi tidak ingin membeli emas fisik, Anda bisa mempertimbangkan untuk membeli saham perusahaan tambang emas. Saham perusahaan tambang emas sering kali mengikuti pergerakan harga emas, meskipun ada juga risiko terkait kinerja perusahaan itu sendiri.

Apakah Emas Layak Menjadi Pilihan Investasi Terbaik?

Emas tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang sangat menarik dan stabil, terutama dalam kondisi pasar yang tidak menentu.

Keunggulannya sebagai lindung nilai terhadap inflasi, daya tahan terhadap ketidakpastian ekonomi, serta likuiditasnya yang tinggi membuat emas menjadi pilihan investasi yang solid bagi banyak orang.

Namun, seperti semua investasi, emas juga memiliki risiko dan kekurangan, seperti fluktuasi harga jangka pendek dan biaya penyimpanan.

Jika tujuan Anda adalah mengamankan nilai kekayaan dalam jangka panjang dan mengurangi dampak inflasi, investasi emas bisa menjadi pilihan yang sangat baik.

Namun, jika Anda mencari pendapatan pasif atau pengembalian yang cepat, emas mungkin bukan solusi yang ideal. Sebelum memutuskan, pastikan untuk mempertimbangkan tujuan investasi, profil risiko, serta sumber daya yang Anda miliki.