Bangkalan, Sebuah perahu nelayan yang terbakar di Perairan Desa Sembilangan, Kabupaten Bangkalan, pada Minggu siang (17/11/2024), memunculkan informasi baru mengenai penyebab kebakaran.
Kapal yang mengangkut crude palm oil (CPO) itu diduga terbakar akibat mesin perahu yang masih menyala saat proses pengisian bahan bakar minyak (BBM).
Kasatpolairud Polres Bangkalan, Iptu Muarib, S.H., menyampaikan hal ini saat dihubungi di Mapolres Bangkalan pada Senin pagi (18/11/2024).
Kronologi Kejadian
Kebakaran ini terjadi di titik koordinat 7°03′14″ LS, 112°40′18″ BT, dan bermula ketika perahu tersebut berangkat dari Kalianak, Surabaya, menuju Kapal Tongkang Kapuas yang berada di sekitar Pelabuhan Umum PLTU Gresik.
Iptu Muarib menjelaskan bahwa pada pukul 03.00 WIB, perahu itu berlayar dengan tujuan untuk melakukan pembersihan sisa kelapa sawit di kapal tongkang.
“Perahu berangkat pada pukul 03.00 WIB untuk melakukan pembersihan kelapa sawit yang tersisa di kapal tongkang. Pekerjaan ini dilakukan dengan posisi kapal tongkang yang terus bergerak menuju Perairan Karang Jamuang,” terang Iptu Muarib.
Pekerjaan pembersihan di kapal tongkang tersebut selesai sekitar pukul 09.30 WIB. Setelah itu, para pekerja hendak kembali ke Surabaya menggunakan perahu yang sama dengan yang mereka gunakan untuk berangkat.
Penyebab Kebakaran: Mesin Perahu Menyala Saat Pengisian BBM
Saat perjalanan pulang, kejadian tak terduga terjadi. Diduga salah satu awak perahu mengisi bahan bakar minyak (BBM) dengan mesin perahu yang masih dalam keadaan menyala.
Ini adalah faktor utama yang memicu kebakaran. Iptu Muarib menambahkan bahwa kejadian tersebut menyebabkan api cepat membakar bagian kapal.
“Kami menduga kebakaran disebabkan oleh mesin yang masih menyala saat proses pengisian BBM. Ini yang kemudian memicu api,” ujar Iptu Muarib.
Evakuasi dan Korban Luka Bakar
Nelayan yang berada di sekitar lokasi kejadian segera merespons dengan membantu evakuasi para korban.
Tercatat ada beberapa korban dalam insiden ini, yaitu Misnari (Pasuruan), Sigit, Agung, Gigin, Diki, Afandi, Angga, dan Sahrul (Surabaya). Kemudian Hendri (Blora), Supriyadi (Pekalongan), Solihin, Bambang, Agus, dan Surai (Jember), Awan Kurniawan (Kendal), Eko (Jombang), serta Dani (Wonogiri).
Tiga orang di antaranya mengalami luka bakar ringan dan langsung dievakuasi ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan.
Mereka yang terluka adalah Misnari, Sigit, dan Hendri. Beruntung, meski api cukup besar, evakuasi bisa dilakukan dengan cepat berkat bantuan nelayan sekitar.
Penutupan dan Pesan Waspada
Iptu Muarib menegaskan pentingnya kewaspadaan dalam aktivitas berlayar, terutama ketika melakukan pengisian bahan bakar pada kapal.
Mengingat insiden ini melibatkan risiko kebakaran yang cukup besar, pihak kepolisian mengimbau agar prosedur keselamatan selalu diutamakan, termasuk mematikan mesin sebelum melakukan pengisian BBM.
Kebakaran perahu nelayan ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan kerja, baik bagi para nelayan maupun bagi pihak yang terlibat dalam industri perkapalan lainnya.
Kejadian ini juga memunculkan kesadaran akan bahaya yang dapat ditimbulkan jika prosedur keselamatan tidak diikuti dengan ketat.
Dengan adanya tindakan cepat dari pihak kepolisian dan bantuan dari nelayan sekitar, kerugian dapat diminimalkan, meskipun kebakaran tersebut menimbulkan kerusakan yang cukup signifikan pada perahu nelayan yang terbakar.