plbnews.web.id – Menjadi seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain atau dikenal dengan istilah people pleaser sering dianggap sebagai sifat yang positif. Dalam banyak situasi, sikap baik, ramah, dan peduli pada orang lain bisa mempererat hubungan sosial dan menciptakan suasana yang nyaman.
Namun, kebiasaan ini bisa menjadi berlebihan hingga kita mengorbankan diri demi kepuasan orang lain. Apakah menjadi seorang people pleaser selalu buruk? Apa dampaknya terhadap kesehatan mental?
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang tanda-tanda seseorang sebagai people pleaser, mengapa kebiasaan ini bisa berbahaya, dan bagaimana cara menghadapinya agar tetap menjaga kesehatan mental.
Apa Itu People Pleaser?
Secara sederhana, people pleaser adalah seseorang yang merasa harus selalu memenuhi keinginan orang lain, bahkan jika itu mengorbankan kebutuhannya sendiri. Orang yang memiliki kecenderungan ini biasanya akan merasa cemas jika tidak bisa menyenangkan orang lain, dan mereka akan cenderung mengatakan “ya” meskipun sebenarnya tidak ingin melakukannya. Perilaku ini muncul karena rasa takut akan penolakan atau kekhawatiran bahwa orang lain tidak akan menyukai mereka jika mereka tidak memenuhi ekspektasi.
Menjadi people pleaser tidak selalu terlihat jelas, karena sifat ini bisa muncul dalam berbagai bentuk. Kadang, hal ini bisa berupa upaya untuk membuat orang lain senang, memberikan bantuan tanpa diminta, atau bahkan menekan perasaan dan keinginan pribadi demi kepuasan orang lain.
Tanda-Tanda Kamu Seorang People Pleaser
Beberapa ciri khas dapat menunjukkan bahwa seseorang adalah people pleaser. Meskipun tidak semua orang yang memiliki tanda-tanda ini adalah people pleaser sejati, jika beberapa ciri berikut ada pada dirimu, bisa jadi kamu memang memiliki kecenderungan tersebut.
- Selalu Mengatakan “Ya” Meskipun Tidak Ingin
Salah satu ciri utama people pleaser adalah kesulitan untuk mengatakan “tidak.” Kamu merasa harus selalu membantu orang lain, meskipun itu berarti harus mengorbankan waktu, energi, atau kenyamananmu. - Rasa Takut Akan Penolakan atau Konflik
Kamu merasa sangat cemas atau khawatir jika tidak bisa menyenangkan orang lain, atau jika ada kemungkinan orang lain kecewa padamu. Kamu mungkin berusaha menghindari konflik atau perasaan negatif dengan melakukan apa pun yang bisa menjaga orang lain tetap bahagia, meskipun itu membuatmu tidak nyaman. - Mengabaikan Kebutuhan dan Perasaan Sendiri
Sebagai people pleaser, kamu sering kali menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhanmu sendiri. Kamu cenderung menekan perasaan dan keinginanmu demi menjaga hubungan dengan orang lain. - Kesulitan Mengatur Batasan
Kamu merasa sulit untuk menetapkan batasan dengan orang lain. Saat seseorang meminta bantuan, kamu merasa seperti harus menyetujuinya tanpa mempertimbangkan apakah kamu benar-benar memiliki waktu atau kapasitas untuk itu. - Perasaan Bertanggung Jawab atas Emosi Orang Lain
Kamu merasa harus bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Jika seseorang marah atau kecewa padamu, kamu merasa bersalah, meskipun tidak ada yang perlu disesalkan. - Sulit Menerima Puji atau Penghargaan
Sebagai people pleaser, kamu mungkin merasa tidak nyaman menerima pujian atau penghargaan karena takut dianggap sombong atau merasa tidak pantas.
Dampak People Pleasing pada Kesehatan Mental
Meskipun bersikap baik hati dan peduli terhadap orang lain bukanlah hal yang salah, menjadi seorang people pleaser yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental. Berikut beberapa dampaknya:
- Kelelahan Emosional
Terus-menerus mengorbankan waktu dan energi untuk orang lain tanpa memberi ruang untuk dirimu sendiri dapat menyebabkan kelelahan emosional, stres, kecemasan, dan depresi. - Rendah Diri dan Kurang Percaya Diri
Sebagai people pleaser, kamu mungkin mulai merasa bahwa nilai dirimu tergantung pada seberapa banyak kamu bisa menyenangkan orang lain, yang bisa merusak rasa percaya dirimu. - Kesulitan Menjalin Hubungan Sehat
Hubungan yang sehat dibangun berdasarkan komunikasi jujur dan saling menghormati. Jika kamu selalu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhanmu sendiri, kamu bisa mengabaikan pentingnya menjaga batasan dalam hubungan. - Kecemasan dan Stres
Terlalu fokus pada orang lain dan khawatir tentang bagaimana mereka merasa bisa membuatmu merasa cemas. Kecemasan ini bisa membuatmu tertekan dan berada dalam keadaan “siaga” sepanjang waktu. - Mengabaikan Kesehatan Mental dan Fisik
Karena terlalu fokus pada orang lain, kamu sering mengabaikan kebutuhan dirimu sendiri, termasuk kesehatan mental dan fisik, yang bisa menyebabkan stres kronis atau gangguan kesehatan.
Cara Mengatasi Kecenderungan Menjadi People Pleaser
Jika kamu merasa bahwa kecenderungan menjadi people pleaser sudah mulai memengaruhi kesehatan mentalmu, ada beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk mengatasinya.
- Tentukan Batasan yang Sehat
Mulailah dengan menetapkan batasan yang jelas dalam hubunganmu. Belajarlah untuk mengatakan “tidak” ketika kamu merasa tidak bisa memenuhi permintaan seseorang tanpa merugikan diri sendiri. - Prioritaskan Kebutuhan Diri Sendiri
Luangkan waktu untuk merawat kesehatan mental dan fisikmu, serta lakukan kegiatan yang membuatmu bahagia. Dengan memberi perhatian pada dirimu sendiri, kamu akan lebih mampu memberikan yang terbaik kepada orang lain. - Berlatih Penerimaan Diri
Belajarlah untuk menerima dirimu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Penerimaan diri akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi kecemasan tentang pendapat orang lain. - Jaga Komunikasi yang Jujur
Komunikasikan perasaanmu dengan jujur kepada orang lain. Jika ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, sampaikan dengan cara yang sopan dan jelas. - Beri Diri Sendiri Waktu untuk Beristirahat
Pastikan kamu memberi dirimu waktu untuk istirahat. Jika merasa terlalu banyak yang harus dilakukan, luangkan waktu untuk diri sendiri tanpa merasa bersalah.
Menjadi people pleaser mungkin terlihat seperti sifat yang baik, tetapi jika berlebihan, bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan mentalmu. Kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain dapat menyebabkan stres, kelelahan emosional, dan bahkan mengurangi rasa percaya diri. Oleh karena itu, penting untuk belajar menetapkan batasan, memberi perhatian pada kebutuhan diri sendiri, dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain.
Dengan mengubah cara pandang dan mulai memberikan perhatian lebih pada kesejahteraanmu, kamu dapat mengurangi dampak negatif menjadi people pleaser. Ingat, untuk bisa menyenangkan orang lain, kamu harus terlebih dahulu menjaga diri sendiri.