plbnews.web.id – Siapa sangka, suara dengkuran yang sering dianggap sepele ternyata bisa menjadi petunjuk adanya masalah perilaku pada remaja?
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa remaja yang sering mendengkur cenderung menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, seperti kurang perhatian, suka melanggar aturan, bahkan cenderung agresif.
Namun, yang menarik adalah studi ini juga menemukan bahwa kemampuan kognitif mereka, seperti kemampuan berpikir dan belajar, ternyata tidak terpengaruh oleh kebiasaan mendengkur.
Dengkuran: Lebih dari Sekadar Suara
Dengkuran selama tidur seringkali diabaikan, apalagi jika terjadi pada remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan. Namun, di balik suara tersebut, ternyata tersimpan berbagai kemungkinan masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan saat tidur seperti sleep apnea.
Sleep apnea adalah kondisi di mana pernapasan terhenti secara berulang-ulang selama tidur. Saat tidur, otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk bernapas. Namun, pada penderita sleep apnea, sinyal ini terganggu sehingga menyebabkan pernapasan berhenti sementara.
Hubungan Dengkuran dengan Perilaku
Penelitian terbaru menunjukkan adanya korelasi antara kebiasaan mendengkur dengan masalah perilaku pada remaja. Remaja yang sering mendengkur cenderung:
- Kurang perhatian: Mereka sering terlihat melamun atau sulit fokus pada tugas yang diberikan.
- Melanggar aturan: Mereka cenderung lebih sering melanggar peraturan baik di rumah maupun di sekolah.
- Agresif: Mereka lebih mudah marah dan sering terlibat dalam perkelahian atau konflik dengan orang lain.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Para ahli masih terus meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara dengkuran dan perilaku pada remaja. Namun, beberapa teori mencoba menjelaskan fenomena ini:
- Kurang tidur: Sleep apnea menyebabkan terganggunya kualitas tidur. Akibatnya, remaja yang sering mendengkur cenderung mengalami kekurangan tidur. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk gangguan konsentrasi, mood swings, dan kesulitan mengontrol emosi.
- Stres: Masalah pernapasan saat tidur dapat meningkatkan tingkat stres. Stres yang berkepanjangan dapat memicu berbagai masalah perilaku, seperti agresivitas dan impulsivitas.
- Gangguan hormonal: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sleep apnea dapat mengganggu keseimbangan hormon pada tubuh. Perubahan hormon ini dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku.
Kognitif Tetap Prima
Meskipun perilaku mereka cenderung bermasalah, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kognitif remaja yang sering mendengkur umumnya tidak terpengaruh. Hal ini berarti, mereka masih memiliki kemampuan untuk belajar dan berpikir dengan baik.
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika Anda atau anak remaja Anda sering mendengkur, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dengkuran dan memberikan penanganan yang tepat.
Pentingnya Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mengatasi masalah dengkuran dan mencegah terjadinya komplikasi. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin diberikan oleh dokter antara lain:
- Perubahan gaya hidup: Menurunkan berat badan, menghindari alkohol dan kafein sebelum tidur, serta berhenti merokok dapat membantu mengurangi dengkuran.
- Perangkat bantu tidur: Alat bantu tidur seperti CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dapat membantu menjaga agar saluran pernapasan tetap terbuka selama tidur.
- Operasi: Pada kasus yang parah, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki struktur anatomi yang menyebabkan obstruksi saluran napas.
Dengkuran pada remaja tidak boleh dianggap sepele. Di balik suara tersebut, mungkin tersimpan masalah kesehatan yang lebih serius yang dapat memengaruhi perilaku dan kualitas hidup.
Dengan penanganan yang tepat, masalah dengkuran dapat diatasi dan kualitas hidup remaja dapat kembali normal.